LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH ACARA III UJI VIGOR BENIH


Didalam jiwa benih terdapat suatu istilah yang dinamakan vigor benih.Vigor benih adalah kemampuan benih untuk bertahan hidup maupun daya kecambahnya pada kondisi lingkungan suboptimum. Kondisi suboptimum bisa berupa tanah salin, tanah asam maupun kekeringan. Benih yang mampu mengatasi kondisi tersebut termasuk lot benih bervigor tinggi. Benih yang vigor akan dapat tumbuh cepat dan serempak.
Uji vigor dapat dilakukan pada media tumbuh yang optimum dengan menilai kecepatan tumbuh benih dan keserempakan tumbuhnya. Uji vigor dapat dilakukan dengan menanam benih pada media suboptimum. Tolak ukur kecepatan tumbuh (KCT) mengindikasikan Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) karena benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimum. KCT diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau etmal pada kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum. Secara teoritis, KCT maksimal ialah 50% per etmal apabila benih tumbuh normal 100% sesudah dua etmal.
Tolak ukur VKT yang lain misalnya Keserempakan Tumbuh (KST). Analisis vigor benih didasarkan persentase kecambah normal yang tumbuh kuat dihitung pada satu Momen Periode Viabilitas (MPV). Baik untuk analisis vigor benih dengan tolak ukur KCT maupun KST benih ditanam pada media yang optimum. Analisis vigor juga dapat dilakukan pada media yang tidak optimum. Misalnya, kita membuat analisis vigor benih terhadap kekeringan. Pada kondisi kekeringan dapat dijabarkan oleh media yang memilki tekanan osmotik tinggi. Pada kondisi demikian benih memerlukan energi yang lebih tinggi untuk menyerap air. Hanya benih yang vigor saja yang lebih menyerap air dan tumbuh normal.
Analisis vigor benih ternyata dapat kita kembangkan terus. Betapa besarnya variasi kondisi lapang, dan betapa besarnya jumlah spesies yang benihnya harus dianalisis, vigor benih itu dibagaikan gatra yang tidak bakal habis untuk dikaji. Analisis vigor benih memerlukan banyak inovasi orang-orang benih karena viabilitas absolut diperlukan untuk selalu diinformasikan kepada konsumen benih.
Ekstensifikasi pertanian sering mendapat hambatan karena jumlah lahan yang sesuai untuk dijadikan lahan pertanian semakin terbatas. Lahan yang terbatas ini selalu menjadi masalah, di satu sisi produksi tanaman harus ditingkatkan untuk memenuhi ketahanan pangan, di lain sisi tanah dan produktivitasnya bermasalah.  Sebagian tanah tersebut tidak sesuai dijadikan sebagai lahan pertanian karena adanya faktor pembatas seperti tanah masam, salin, dll.
Secara umum pengujian viabilitas benih mencakup pengujian daya berkecambah atau daya tumbuh dan pengujian vigor benih. Perbedaan antara daya berkecambah dengan vigor benih adalah bila informasi daya berkecambah ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada lingkungan yang optimum, sedangkan vigor ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada lingkungan yang suboptimum atau bibit yang tumbuh di lapang.
Acara praktikum ini bertujuan untuk :
1.    Mengetahui variabel vigor benih can cara mengamati variabel tersebut.
2.    Menghitung nilai beberapa vigor benih.

Benih dengan viabilitas tinggi akan menghasilkan bibit yang kuat dengan perkembangan akar yang cepat sehingga menghasilkan pertanaman yang sehat dan mantap. Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja atau lot benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah. Vigor adalah suatu indikator yang menunjukan bagaimana benih tumbuh pada kondisi lapang yang bervariasi. Vigor adalah gabungan antara umur benih, ketahanan, kekuatan dan kesehatan benih yang diukur melalui kondisi fisiologinya, yaitu pengujian stress atau memalui analisis biokimia (ISTA, 2007).
Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik adalah vigor benih dari galur genetik yang berbeda-beda seang vigor fisiologi adalah vigor yang dapat dibedakan dalam galur genetik yang sama. Vigor fisiologi dapat dilihat antara lain dari indikasi tumbuh akar dari plumula atau koleptilnya, ketahanan terhadap serangan penyakit dan warna kotiledon dalam efeknya terhadap Tetrazolium Test (Kartasapoetra, 1986).
Ciri-ciri benih bervigor adalah tahan bila disimpan, dapat berkecambah dengan cepat dan seragam, bebas dari penyakit benih, tahan terhadap gangguan mikroorganisme, bibit tumbuh kuat baik pada tanah basah maupun kering, bibit mampu memanfaatkan bahan makanan yang ada di dalam benih dengan maksimal, sehingga tumbbuh jaringan baru, laju pertumbuhan bibit tinggi, dan mampu berproduksi tinggi dalam waktu tertentu (Heydecker, 1972).
Kualitas benih yang baik memiliki daya tumbuh dan indeks vigor yang tinggi. Indeks vigor merupakan keserampakan benih dalam berkecambah. Indeks vigor yang tinggi dapat diperoleh dengan cara menjaga kondisi lingkungan saat penyimpanan. Perkecambahan dan pertumbuhan embrio merupakan proses penting pada tanaman untuk pertanian dan ekosistem alami (Morla et al.,2011).

Praktikum ini dilaksanakan di Kampus Gejayan, Universitras Mercu Buana Yogyakarta, pada tannggal 29 Oktober 2018.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung, air, dan pasir.
Alat yang digunakan dalam praktikum meliputi bak pengecambah, pinset, alat tulis, alat penyiram (botol yang dilubangi.
1.    Menyiapkan benih jagung 50 butir x 4
2.    Menyiapkan media perkecambahan yaitu bak pengecambah (besek) yang diisi pasir sampai ¾  dari volume bak pengecambah.
3.    Benih jagunhg ditanam pada media yang telah disiapkan sedalam 3 cm, masing-masing bak 50 butir kemudian media disiram.
4.    Media perkecambahan setiap hari dijaga kelembabannya dengan menyiram media bilamana media kering.
5.    Menghitung jumlah benih yang berkecambah normal setisp hari selama 7 hari.
6.    Menghitung :
a.    Indeks laju perkecambahan
b.    Keserempakan berkecambah
c.    Waktu rata-rata berkecambah

perlakuan
Jumlah kecambah normal hari ke-
1
2
3
4
5
6
7
L1
0
5
19
19
2
0
0
45
L2
0
3
20
16
3
0
0
42
L3
0
3
24
10
4
0
0
41
L4
0
10
18
17
1
0
0
46
           
a.    ILP             = +  +  +  +  +  +
L1        = +  +  +  +  +  +
            = 0 + 2,5 + 6,33 + 4,75 + 0,4 + 0 + 0
            = 13,8
L2        = +  +  +  +  +  +
            = 0 + 1,5 + 6,67 + 4 + 0,6 + 0 + 0
            =  12,77
L3        = +  +  +  +  +  +
            = 0 + 1,5 + 8 + 2,5 + 0,8 + 0 + 0
            = 12,8
L4        = +  +  +  +  +  +
            =0 +5 + 6 + 4,25 + 0,2 + 0 + 0
            = 15,45
b.    KB             =  × 100%
L1        =  × 100% = 86%
L2        =  × 100% = 78%
L3        =  × 100% = 74%
L4        =  × 100% = 90%
c.    MGT          =
L1        =
            = 3,4
L2        =
            = 3,45
L3        =
            = 3,36
L4        =
            = 3,19
Benih sebagai bahan tanam memiliki kemampuan tumbuh dilapangan meski lingkungan pada kondisi optimum yang sering disebut dengan Vigor. Vigor pada benih berkaitan erat dengan viabilitas. Tolok ukur untuk pengujian vigor benih meliputi Indeks Laju Perkecambahan, Keserempakan Berkecambah dan Waktu Rata-rata Berkecambah.
Pengujian vigor benih terlebih awal merupakan pengamatan benih yang dikecambahkan dan di catat kemampuan benih berkecambah, pada praktikum yang dilakukan umumnya pengamatan pada hari ke-1, pada hari ke-2 benih mula tumbuh dan muncul ke permukaan media tanam pada pengujian. Benih terus tumbuh hingga hari selanjutnya, pada hari ke-6 dan hari ke-7 jumlah benih yang tumbuh mulai menurun, seperti pada tabel 1 dihari ke-6 dan ke-7 benih tidak tumbuh lagi
Jumlah benih yang cukup banyak tumbuh yakni pada hari ke-3 hingga hari ke-4. Kemampuan benih tumbuh tersebut merupakan penilaian dalam pengujian vigor benih. Setelah lebih dari 6 hari sesuai penilitian masih ada benih yang tumbuh dan ada juga benih yang kerdil sehingga belum mampu muncul kepemukaan tanah, benih yang tidak tumbuh umumnya ditumbuhi jamur dan benih sudah mati, mungkin dikarenakan control kelembaban media yang kurang maksimal dan dapat pula dikarenakan memang benih benar-benar sudah mati (benih abnormal). Sedangkan benih kerdil kami simpulkan sebagai benih abnormal dan benih memang memiliki kemampuan tumbuh yang sangat lemah. Disisi lain kami menyimpulkan berdasarkan kondisi saat praktikum yang menggunakan media tumbuh pasir bila setelah disiram untuk menjaga kelembaban maka media padat dan mengeras sehingga tidak ragukan lagi hal tersebut mempersulit pertumbuhan kecambah untuk muncul kepermukaan media tanam, dengan demikian benih yang tidaak mampu keluar kekurangan cahaya dan oksigen sehingga kecambah kerdil dan mati. Selain itu yang menyebabkan benih banyak yang tidak tumbuh adalah permasalahan lubang tanam, berdasarkan instruksi saat praktikum kedalaman lubang tanam yang digunakan adalah 2-3 cm, dengan media tanam pasir yang keras bila setelah disiram ditambah lubang tanam yang bisa dikatakan dalam untuk benih kedelai tentunya benih yang berkecambah sulit muncul kepermukaan media.

Berdasarkan kegiatan praktikum, hasil pengamatan, dan pembahasan laporan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Tolok ukur uji vigor benih yaitu Indeks Laju Perkecambahan, Keserempakan Berkecambah dan Waktu Rata-rata Berkecambah.
2.      Benih jagung yang kurang bermutu memiliki persentase pertumbuhan yang rendah. Pada praktikum persentase keserempakan berkecambah tidak lebih dari 82% dan presentase keserempakan pertumbuhan yang tinggi adalah 92 %.

 

Kartasapoetra, dkk., 1992. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.   Rineka Cipta, Jakarta.

Heydecker, W. 1972. In Viability of Seeds. E. H. Roberts ed.Syracuse University Press, USA.

Morla,S.,C.S.V.Ramachandra Rao,R.Chakrapani.2011.Factors affecting seed germination and seedling growth of tomato plants cultured in vitro conditions.Journal of Chemical,Biological and Physical Sciences 1: 328-334.

ISTA  2007. International Rule for Seed Testing Edition 2007. Swizerland: International Seed Testing Association.

Sutopo 2011. Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan praktikum Hibridisasi dan kastrasi pada tanaman padi

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH ACARA III UJI VIGOR BENIH

laporan praktikum kultur jaringan pengenalan laboratorium