laporan praktikum kultur jaringan pengenalan laboratorium
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bioteknologi adalah aplikasi terpadu
dari berbagai cabang ilmu seperti biokimia, mikrobiologi dan rekayasa untuk
memanfaatkan mikroba kultur jaringan dan komponen – komponennya dalam skala
industri. Bioteknologi selalu berkaitan dengan reaksi – reaksi biologis
yang dilakukan oleh jasad hidup sebagai suatu individu atau komponen –
komponennya yang dapat berupa organ, sel, jaringan atau bahkan molekul –
molekul tertentu misalnya DNA, RNA, protein atau enzim. Dalam perkembangannya,
bioteknologi kinitelah mencapai aras rekayasa yang jauh lebih terarah sehingga
hasilnya dapat lebih, atau bahkan sepenuhnya dikendalikan. Sebagai contoh
sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad
secara sangat terarah sehingga hasil manipulasi tersebut dapat diramalkan
secara lebih pasti. Teknik manipulasi semacam ini mulai berkembang ketika para
ilmuan berhasil melakukan teknik manipulasi bahan genetik secara kultur
jaringan (in vitro).
Kultur jaringan
merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur
jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan tujuan untuk
mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena biji dari anggrek tidak
mempunyai cadangan makanan. Kultur jaringan terus berkembang dari mengkulturkan
biji berkembang dengan mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu
mengkulturkan satu sel dari tanaman. Penggunaan kultur jaringan mempunyai
kelebihan yaitu mampu memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan
dalam waktu yang relatifr singkat. Oleh karena itu kultur jaringan sering
dijadikan solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan
sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak membutuhkan temapat
yang besar. Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur. Ketepatan konsentrasi
ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan tanaman. Kelebihan
nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman mengalami keracunan unsur hara.
Oleh karena itu, pembuatan larutan stock dan sterilisasi media dianggap penting
untuk diketahui sebagai sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur
jaringan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam
kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan
karakteristik masing-masing.Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan
menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan
bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit.Cara
memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan
keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di
laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, menggunakan alat
sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat, dan menyimpan
alat.Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu adanya pengetahuan tentang
berbagai peralatan yang digunakan dalam kultur jaringan.
1.2.Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat kultur jaringan
agar kita dapat mengetahui peralatan yang dipergunakan pada penelitian kultur
jaringan dan penelitian tentang bioteknologi lainnya.
Kegunaan dari praktikum pengenalan
alat kultur jaringan yaitu mengetahui tata cara penyediaan bahan tanaman
untuk kultur jaringan serta mengetahui tata cara sterilisasi media biakan dan
alat untuk kultur jaringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur
jaringan diperlukan ruang dan peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat
disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang
yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal
yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan
analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat
gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang
pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari
untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta
dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow,
dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat
steril, dan timbangan kecil. 3.) Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur
dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk
mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker. (Barahima, 2011).
Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan
yaitu: timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow,
dan gelas-gelas standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko
pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam
mengoperasikannya. (Barahima, 2011).
Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan organ,
jaringan dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat atau
dalam medium hara cair. Jika ditanam dalam agar, jaringan akan membentuk kalus,
yaitu massa atau sel-sel yang tak tertata. Kultur agar juga mempergunakan
teknik untuk meristem (Suryo, 1992).
Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama disebabkan pengetahuan yang lebih baik tentang
kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Hara terdiri dari komponen
yang utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi garam mineral, sumber
karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti senyawa
nitrogen organic, berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak
multak, tetapi dapat menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim,
2011)
Medium yang digunakan untuk kultur jaringan tanaman dapat berupa medium
padat atau cair. Medium padat digunakan untuk menghasilkan kalus yang
selanjutkan diinduksi membentuk tanaman yang lengkap, sedangkan medium cair
biasanya dugunakan untuk kultur sel. Medium yang diggunakan mengandung lima
komponen utama, yaitu senyawa anorganik, sumber karbon, vitamin, zat pengatur
tumbuh dan suuplemen organik (Anonim, 2011).
Adapun gambaran secara sederhana proses kultur jaringan tanaman sampai akhirnya
menjadi tanaman yang lengkap dan dapat dipindahkan ke medium tanah atau medium
bukan artifisial lainnya. Secara garis besar meode perbanyakan tanaman secara
kultur jaringan terdiri atas empat tahapan, yaitu seleksi dan penyiapan kultur
aseptic, multiplikasi kultur, regenerasi plantlet, aklimatisasi, dan pemindahan
ke tanah. Dalam tahapan seleksi dan penyiapan kultur aseptic dilakukan
pengambilan bahan awal dan penanamannya pada medium in vitro yang sesuai. Setelah diperoleh tunas pada tahapan pertama,
dilakukan multiplikasi kultur untuk mendapatkan tunas-tuans baru dalam jumlah
lebih banyak. Tunas-tunas baru hasil perbanyakan kemudian dipindahkan ke medium
yang khusus dibuat untk menginduksi pembentukan akar sehingga akhirnya
terbentuk plantlet yang lengkap. Planlet yang terbentuk selaniutnya diadaptasi
dengan lingkungan alami sebagi persiapan untuk dipindahkan dan ditanam di tanah
atau lapangan (Yuwono, 2008).
Secara sederhana, tahapan yang dilalui dalam proses kultivasi tanaman secara
kultur jaringan dapat disejikan sebagai berikut : (1) pengambilan eksplan,
misalnya daun yang masih muda. Daun yang muda dipotong sesuai dengan ukuran
yang digunakan, selajutnya dilakukan sterilisasi, (2) eksplan yang diporoleh
kemudian ditanam pada medium (padat) yang sesuai dan sudah disterilisasi.
Medium yang digunakan dimsukkan dalam wadah yang akan digunakan untuk
kultivasi, misalnya tabung Erlenmeyer, sampai terbentuk struktur kalus, (3)
sebagian kalus terbentuk diambil untuk disub-kultur pada medium segar pada
tabung lain, (4) sebagian kalus terbentuk dari subkultur kemudian dipindahkan
pada medium lain yang khusus digunakan untuk induksi pembentukan organ,
misalnya tunas, (5) jika induksi organogenesis berhasil maka pada langkah ke-4
di atas akan terbentuk tunas adventif, (6) sebagian tunas yang terbentuk
kemudian dipotong dan dipindahkan ke medium lain yang digunakan untuk
menginduksi pembentukan akar, (7) jika induksi penbentukan akar berhasil maka
sudah di dapatkan planlet yang siap dipindahkan ke medium bukan artificial,
misalnya medium tanah, (8) yang sudah terbentuk selanjutnya dipindahkan ke
medium tanha utuk proses aklimatisasi (Yuwono, 2008).
Perlengkapan dan sarana yang digunakan pada percobaan kultur jaringan tanaman
meliputi (1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran udara
laminari atau ruang kecil (catatan: lemari ini tersedia dalam berbagai
ukuran, dan dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa
perlu ruang khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan
terus menerus dan pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), Otoklaf,
Oven untuk sterilisasi kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan
untuk sterilisasi dengan penyaringan, Radas penyulingan air dan atau pembebas
mineral air murni, (2) Kultur alat yang diperlukan adalah Ruang kultur dan atau
kotak berpengatur suhu (Catatan: baik terang ataupun gelap terus-terusan sama
baiknya untuk pertumbuhan sel. Umumnya cahaya yangdipancarkan dari lampu neon
yang dingin dan putih pada 25 W.m2 sudah mencukupi. Lampu ini dapat
ditambah dengan bola lampu pijar. Atau, dapat dipaki lampu Gro-Lux yang
berspektur luas sebagi ganti lampu neon dan lampu pijar), Rak (Rak dari kawat
kasa yang kaku memungkinkan aliran udara sebanyak-banyaknya dan naungan
sekecil-kecilnya), Pengocok (Yang lebih baik adalah model putar. Bentuk ini
tersedia dari ukuran kecil untuk diletakkan di atas meja (ukuran meja) sampai
ukuran besar untuk ditempatkan di lantai), (3) Alat yang lainnya adalah Pisau
klinis, tang dan pembakaran Bunsen. Botol, cawan petri untuk kultur agar. Lebih
cocok digunakan botol gelas dan cawan petri plastic sekali pakai yang
disterilkan lebih dahulu. Labu kultur, botol Delong mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan botol lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai
leher sehingga cenderung mengumpulkan debu. Sumbat, dapat digunnakan sumbat
busa. Sumbat kapas yang dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklahmahal, tidak
berubah bentuk dalam pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan
berulang-ulang. Pipet, tersedia pipet steril sekali-pakai, tetapi lebih baik digunakan
pepet gelas sengan ujung yang dapat dilepaskan. Lemari pendingin dan pembeku
(Yuwono, 2008).
BAB III
METODOLOGI
3.1.Tempat
dan Waktu
Praktikum
pengenalan alat kultur jaringan dilaksanakan di Laboratorium Kampus 1
Universitas Mercu Buana Yogyakarta dan dilaksanakan pada tanggal 1 desember
tahun 2018.
3.2. Alat
dan Bahan
Alat-alat yang diperkenalkan pada
praktikum kultur jaringan adalah botol kultur dan tutupnya,dissecting kit,
timbangan analitik, wrapping plastic, cawan petri/kaca blok, laminar air flow,
oven, ph meter, autoclave dan pipet mikro/pipet tips 1 set. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah bahan kimia untuk media biakan, tissue, aluminium foil
dan kertas label
3.3
Prosedur Kerja
·
Menyiapkan modul dan alat tulis
·
Semua peserta di bagi berdasarkan kelompoknya.
·
Kemudian perkelompok berjalan dari ruangan ke ruangan
yang lain untuk mendapatkan penjelasan tentang alat-alat dan bahan yang
digunakan dalam kultur jaringan
·
Menulis penjelasan yang diberikan dan menanyakan
apabila ada yang kurang jelas.
\
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum pengenalan alat – alat
laboratorium bioteknologi diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel: Hasil dan pembahasan praktikum pengenalan alat –
alat laboratorium bioteknologi.
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1
|
Botol Kultur
|
Sebagai
tempat untuk menkulturkan atau menanam eksplan
|
|
2
|
Wrapping plastik
|
untuk
menutup media atau botol kultur agar tidak terkontaminasi oleh cendawan,
terkadang juga digunakan untuk penutup parsel atau buah-buahan.
|
|
3
|
Cawan Petridish
|
sebagai
media perkembangan mikroorganisme
|
|
4
|
Laminar Air Flow
|
untuk
menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur
yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV
|
|
5
|
Autoclave
|
untuk mensterilkan
media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi
tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media tanaman.
|
|
6
|
Hotplate
|
untuk
homogen dan juga untuk pemanas. Hot plate juga merupakan alat untuk mencampur
dan memasak media kultur.Hot plate digunakan untuk memasak segala macam bahan
nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.
|
|
7
|
Oven
|
Digunakan
untuk sterilisasi botol kultur, gunting, pinset, pisau, dan lain sebagainya
yang digunakan dalam kultur jaringan
|
8
|
Shaker
|
mesin
pengguncang, yang digunakan dalam proses perbanyakan sel atau pertumbuhan PLB
(Protocrm Likes Body) dalam kegiatan kultur jaringan, setelah dilakukan
inokulasi eksplan.
|
|
9
|
Pinset
|
Untuk mengambil eksplan
|
|
10
|
Gelas Ukur
|
Untuk
menuangkan atau mempersiapkan bahan kimia dan aquades dalam pembuatan media.
|
4.2. Pembahasan
Alat – alat yang digunakan dalam
kegiatan kultur jaringan terdiri atas: botol kultur, wrapping plastik, cawan
petridish, laminari air flow, autoclave, aluminium foil, hot plate, oven, rak
kultur, dan planlet.Botol kultur merupakan tempat untuk menkulturkan atau
menanam eksplan. Pada umumnya dalam budidaya jaringan yang biasa digunakan
sebagai penutup botol kultur adalah aluminium foil. Aluminium foil dipotong
persegi dan ukuran potongan aluminium foil dibuat sedemikian rupa sehingga
aluminium foil tersebut menutupi bagian terbuka dari botol kultur sampai 2
inchi ke bawah pada tepi botol kultur atau wadah lainnya. Dan untuk lebih
merapatkan penutupan dapat dipakai karet gelang. Aluminium foil tahan panas
sehingga pada saat pembuatan media setelah media dimasukkan ke dalam botol dan
kemudian disterilkan dengan menggunakan autoclaf maka dengan aluminium foil ini
tidak masalah karena aluminium foil sifatnya tahan panas ( Wetherel, D. F. 1982
).
Wrapping plastik adalah suatu alat
yang berfungsi untuk menutup media atau botol kultur agar tidak terkontaminasi
oleh cendawan, terkadang juga digunakan untuk penutup parsel atau buah-buahan.
Dengan adanya plastik ini media akan bebas dari serangan cendawan (Suryowinoto,
1991 ).
Cawan petridish adalah sebuah wadah
yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petridish selalu
berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar
merupakan tutupnya. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petridish plastik
dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri. Cawan Petridish
plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri, terbuat
dari kaca atau plastik yang berbentuk silider, yang digunakanuntuk membiakan
bakteri. Selain itu fungsi dari cawan petridish adalah sebagai media
perkembangan mikroorganisme (Hallmann, 2001 ).
Laminar air flow adalah suatu alat
yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan tanaman, penanaman, dan
pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur jaringan.
Alat ini disebut Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara
kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan
spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman.
Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui
filter pertama, yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus
disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan
blower. Fungsi laminar air flow iniI untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam
kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower
dan lampu UV ( Wetherel, D. F. 1982 ).
Autoclave adalah salah satu jenis
pressure vessel yang berfungsi untuk menampung udara panas bertekanan.Autoclave
digunakan untuk mensterilkan alat-alat bioteknologi seperti tip, e-tube,
mortar pestle, dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan
untuk mensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat
digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media
tanaman. Pada umumnya, tangki ini terdiri dari bagian bodi shell yaitu
bagian silinder dari tangki, bagian tutup heads yang merupakan penutup tangki,
dan nozzle yang merupakan sebuah pipa yang menjadi jalur masuk dan keluarnya
fliuda (Hallmann, 2001).
Aluminium foil adalah lembaran
aluminium tipis yang dapat dipakai untuk berbagai macam aplikasi memasak
ataupun lainnya. Salah satu keuntungan dari menggunakan aluminium foil adalah
karena sifatnya yang dapat digunakan kembali hingga beberapa kali. emula
aluminium foil lebih banyak dipakai sebagai penahan tampias atau kebocoran atap
dari hujan. Tapi, kemudian dikembangkan juga sekaligus sebagai penepis panas.
Hotplate adalah suatu alat yang
berfungsi untuk homogen dan juga untuk pemanas.Hotplate juga merupakan alat
untuk mencampur dan memasak media kultur.Hotplate digunakan untuk memasak
segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.Pengadukan
dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik.
Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan
keperluan(Suryowinoto,1991).
Oven adalah salah satu
mesin yang digunakan sebagai mesin pengering berbagai komoditas bahan,
dilengkapi dengan alat kontrol suhu otomatis, sehingga suhu pengeringan dapat
diatur dan dikendalikan secara otomatis.Rangka mesin pengering terbuat dari
plat besi kotak sedangkan seluruh body dibuat dari plat stainless steel food
grade (khusus makanan) yang difinishing sehingga mengkilap dan elegan. Mesin
oven kapasitas minidigunakan sebagai mesin pengering, pemanas, pengembang aneka
produk pertanian dan makanan Anda. Beberapa komoditas yang dapat dikeringkan
dengan mesin bisnis ini antara lain: sale pisang, ikan, dan tanaman obat
(Anonim, 2011 ).
Rak kultur adalah tempat yang
bersusun biasanya digunakan sebagai tempat planlet atau hasil kultur. Rak
kultur dalam suatu laboratorium dipisahkan agar mengurangi terkontaminasinya
bakteri atau jamur dengan media. Rak kultur biasanya disimpan berjajar dengan
rak–rak yang lainnya agar mudah mengamati media yang dikultur (Anonim, 2011).
Planlet adalah bibit hasil
perbanyakan secara generatif. Biasanya planlet di tempatkan pada botol kultur .
Planletsering di jumpaidilaboratorium. Planlet berfungsi sebagai media
penelitian khususnya dibidang pertanian (Anonim, 2011).
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa alat – alat yang digunakan dalam kultur jaringan beserta fungsinya yaitu
: botol kultur untuk menyimpan media, cawan petridish untuk tempat planlet yang
telah di potong-potong, wrapping plastic untuk menutup botol kultur, autoclave
untuk sterilisasi basah, hotplate untuk homogen dan pemanasan, laminar air flow
untuk penanaman, dan oven untuk sterilisasi alat-alat laboratorium seperti
botol kultur, gunting, pinset, pisau dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2011.Pengenalan Alat Laboratorium Bioteknologi. Fakultas Pertanian.
Universitas Hasanuddin.
Hallmann, 2001.Manfaat
Teknik Kultur Jaringan Pada Tanaman.
Hendra, T.
2007. Kultur Jaringan.
http://lelos66.blog.friendster.com.htm. Diakses
pada tanggal 12 Maret 2011.
Suryowinoto, 1991.Kultur jaringan.http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur
Diakses pada tanggal 13 Maret 2012
Wetherel,
D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery Publishing
Group Inc. New Jersey.
Suryo. 1992. Genetika. Gadjah
Mada University Press. Jakarta.
Yuwono Triwibowo, 2008. Bioteknologi
Pertanian. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
Barahima Abbas, 2011. Prinsip Dasar
Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bandung.
makasih
BalasHapus